Lompat ke isi utama

Desa Wisata Budaya Pendem

Desa Pendem merupakan desa satu satunya desa yang relative lebih datar jika dibandingkan dengan desa desa lain di Kota Batu. Terletak desa paling timur yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Malang, desa ini menyimpan potensi budaya yang luar biasa. Berdasarkan penjelasan bebarpa ahli Desa Pedem merupakan jalur purba yang menghubungkan antara daerah Malang-Batu-Pujon dan seterusnya. Hal ini di dukung pula oleh bukti arkeologi yang ditemuakan di Desa Penden khusunya dan jalur purba pada umumnya. Pada akhir tahun 2019 telah ditemukan struktur candi yang di duga dulunya merupakan tempat suci Agama Hindhu. Banyak para ahli mengaitkan candi ini merupakan bangunan yang disebut di dalam Prasasti Sangguran. Apabila asumsi ini benar, bisa dipastikan bahwa candi ini usia nya lebih tua dari Candi Songgoriti. Hal ini membuktikan bahwa di Desa Pendem telah ada pemukiman kuna di Kota Batu. Apalagi secara berurutan juga di temukan sebuah arca unik yang sangat jarang ditemui di Indonesia yaitu arca Trisira yang mempunya kepala 3 (tiga).
Potensi Desa pendem tidak hanya terbatas pada peninggalan masa klasik, tapi juga masa kolonial hingga kemerdekaan. Sampai saat ini I Desa Pendem terdapat 3 (tiga) kesatuan Angkatan Darat organik yaitu Dohar Sista, Arhanud, dan Poltekad. Markas kesatuan ini tidak semerta merta muncul, akan tetapi merupakan subuah kelanjutan dan perkembangan dari masa lalu. Beberapa fasilitas penunjang markas masih dijumpai hingga saat seperti rumah rumah dinas perwira dan rumah sakit yang menurut informasi nya telah hancur pada masa perang kemerdekaan.
Potensi budaya yang ada di desa ini didukung oleh pula partisipasi aktif masyarakat yang pedulu terhadap warisan nenek moyang mereka. Di samping uri-uri budaya, wujud terima kasih masyarakat Desa Pendem diwujudkan dalam bentuk slametan desa yang biasanya diadakan pada bulan syura. Sebagian besar masyarakat Desa Pendem bermata pencaharian sebagai petani. Oleh karena itu, tepat kiranya apabila desa ini meciptakan sebuah kampung yang dinamakan Kampung Lumbung. Detinasi ini bisa memotivasi komunitas seni budaya untuk bisa berkembang dan lebih kreatif guna mendukung lahirnya destinasi ini. Di Desa Pendem catat ada kurang lebih 28 (dua puluh delapan) kominitas/sanggar seni budaya yang meliputi seni bantengan, hadrah, jamaah sholawat, kuda lumping, orkes melayu, tayub, pencak silat, banteng dan pencak, reyog, sanduk, seni islami, terbang jidor dan seni sanggar seni tari. Salah satu sanggar seni tari yang menjadi akar lahirnya kampung budaya gopit. Terletak di daerah Gopit, kampung ini menjelma menjadi pusat seni budaya bahkan pusat perkembangan perekonomian baru bagi warga disekitarnya.
Potensi seni budaya ini juga menjadi pelaku dalam perayaan Festival Tabebuya. Festival Tabebuya diadakan pada saat musim semi dimana disepanjang dikompleks Pusdik Arhanud tumbuh bunga tabebuya. Pemandangan yang indah ini merupakan potensi destinasi wisata alam dan budaya Desa Pendem yang bisa dinikmati tanpa harus jauh jauh pergi ke Negara Jepang.

Sistem Tata Kelola
Status Verifikasi
Sudah
Nama Usaha Pariwisata
Desa Wisata Budaya Pendem
Lokasi Desa
Jenis Usaha
Peta Lokasi

-7.8830772810246, 112.53354741055

tidak bisa terkoneksi dengan instagram